
KPU pada zaman dulu selalu disclaimer dalam opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), namun perlahan akhirnya sekarang KPU mampu membuat opini BPK menjadi Wajar Dalam Pengecualian (WDP). Ke depan, KPU ingin mewujudkan LK yang lebih bagus untuk mendapatkan opini BPK Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Hal tersebut disampaikan Komisioner KPU RI Arief Budiman saat memberikan pengarahan pada kegiatan Evaluasi Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Anggaran (LPPA) berbasis Aplikasi Sistem Monitoring Keuangan (Simonika), Kamis (24/2) di Bogor Jawa Barat.
“Apabila kita semua bekerja lebih baik, kita bisa mendapatkan WDP. Penyelenggaraan pemilu juga dianggap bisa lebih baik, apresiasi kepada KPU juga meningkat, sehingga memudahkan persetujuan dalam pengajuan tunjangan kinerja dan uang kehormatan juga,” tutur Arief yang juga memegang Divisi Keuangan di KPU RI.
Sekarang masing-masing biro di KPU sudah menunjukkan kualitasnya, tambah Arief. Contohnya adanya sistem informasi Situng, Sitap, Sidalih, Silog, dan Simonika di Biro Keuangan. Kemudian KPU juga menjalin kerjasama dengan sembilan universitas dalam pendidikan S2 Tata Kelola Pemilu. Selain itu, KPIU sekarang menggunakan e-katalog dalam logistik pilkada yang bisa menghindari penyalahgunaan wewenang dalam pengadaan.
Sementara itu, Kepala Biro Keuangan Nanang Priyatna mengungkapkan bahwa Biro Keuangan sudah bekerja keras mewujudkan amanah dalam meraih WTP tersebut. Biro Keuangan juga sudah melakukan survey ke kementerian lain, seperti Kementerian Koperasi dan UKM yang sudah mendapatkan WTP.
Nanang menambahkan, hasil survey tersebut antara lain butuh sinkronisasi Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) yang ada di Biro Keuangan dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) yang ada di Biro Umum. Hal itu ditemui di Kementerian UKM ada dalam satu atap pada Biro Keuangan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar